Terbentuknya Karakter
Manusia
Terbentuknya karakter
manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu nature (faktor alami atau
fitrah) dan nurture (melalui sosialisasi dan pendidikan). Faktor
lingkungan yaitu usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi dapat
menentukan “hasil” seperti apa nanti yang dihasilkannya dari
seorang anak. Jadi karakter seseorang dapat dibentuk dari pengasuhan,
pendidikan, dan sosialisasi positif dari lingkungannya. Setiap
individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Setiap individu tentunya
memiliki karakter yang berbeda-beda. Perbedaan karakter individu
tersebut disebabkan oleh banyak hal, seperti lingkungan, biologis
individu, pola asuh, budaya, dan lain sebagainya. Nurture dan nature
merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
karakteristik individu dalam hal fisik, mental, emosional pada setiap
tingkat perkembangan.
Karakter terbentuk dengan
dipengaruhi oleh paling sedikit 5 faktor, yaitu temperamen dasar kita
(domain, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang kita percayai,
paradigma), pendidikan (apa yang kita ketahui, wawasan kita),
motivasi hidup (apa yang kita rasakan, semangat hidup), dan
perjalanan (apa yang telah kita alami, masa lalu kita, pola asuh dan
lingkungan).
Helen Keller (1904)
mengungkapkan ”Character cannot be develop in ease and quite.
Only through experience of trial and sufferingcan the soul be
strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success
achieved.”
Sehingga dengan karakter
yang telah dibangun dengan kokoh, bisa menjadikan seseorang individu
tidak mudah dikuasai oleh seseorang ataupun kondisi tertentu. Apabila
orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menunjukkan
karakter (terpuji), maka tiak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi
lebih semakin buruk. Dengan kata lain ungkapan knowledge is power
akan menjadi lebih sempurna jika ditambahkan menjadi knowledge is
power, but character is more.
Karakter
tidak hanya dimiliki oleh seseorang individu, namun suatu komunitas
atau kelompok pun memiliki karakter kelompok yang diperoleh melalui
proses yang berkelanjutan. Karakter merupakan unsur individu yang dan
lahir dari pemikiran individu. Namun pemikiran individu dapat
dipadukan dengan individu yang lain menghasilkan suatu ide baru,
menghasilkan suatu karakter baru, yang dapat disebut sebagai
identitas kelompok, karakter kelompok. Karakter kelompok pada
dasarnya dibentuk dari berbagai karakter individu di dalamnya melalui
proses kesepakatan visi dan misi yang telah dihayati bersama.
(Artikel
diambil dari tulisan Dr. Ir. Mubiar Purwasasmita pada prosiding
seminar berjudul Memaknai konsep alam cerdas dan kearifan nilai
budaya lokal (cekungan Bandung, tatarsunda, nusantara, dan dunia)
peran local genius dalam pendidikan karakter bangsa, Universitas
Pendidikan Indonesia, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar