Pendidikan
dalam Globalisasi
Proses
pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas saat ini tidak terlepas
dari perkembangan informasi dan teknologi. Setiap pengajar dan
pembelajar dituntut untuk mengikuti kemajuan zaman tersebut.
Herschock (2007) mengatakan bahwa, “A
second characteristics of contemporary globalization processes that
has profound effects on education policies and practices in the
manner in which these processes accelerate the pace of technological,
scientific, social, economic, political, and cultural change.”
Neubauer (2007) juga mengatakan bahwa, “Globalization
has wrought transformations of similar scale: in how people live,
work, communicate and engage with each other and the world, and in
how they are educated.”
Dengan demikian, berdasarkan pendapat Herschock dan Nuebauer di atas
bahwa perkembangan informasi, teknologi secara global dapat membawa
perubahan secara dinamis diberbagai bidang terutama dibidang
pendidikan.
Era
globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat melakukan dengan apa
yang dinamakan “daya saing.” Ini penting, dengan semakin derasnya
informasi dan teknologi dalam kehidupan globalisasi seperti sekarang
ini, individu harus dapat mengembangkan diri sendiri, komunitas, dan
masyarakat luas, hingga ada dampak positif serta memajukan bangsa dan
negara. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan di bawah ini:
Globalization has wrought
transformation of similar scale: in how people live, work, identify
and aggregate, communicate and engage locally, nationally,
internationally, globally, and how they are educated. Changes are
taking place in the nature of the state itself, in how states
interact, and in the roles of supra and non state actors in
organizing and affecting human behavior. At the core of contemporary
globalization are transformations in how capital flows throughout the
globe and is linked to production and consumption, in how energy is
harnessed and consumed, in how information and knowledge are created,
transmitted and conserved, how labor is employed and deployed, and
how value is created, distributed, conserved and destroyed. (Hershock
et al, 2007: 29)
Kemudian
untuk membangun daya
saing bangsa dan kemandirian sains dan teknologi memerlukan peran
aktif semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, maupun
masyarakat secara umum. Oleh karena itu disinilah pentingnya letak
pembentukan karakter
bagi peserta didik walaupun memiliki kemampuan bersaing, agar tiap
individu khususnya peserta didik untuk tetap beretika, bermoral,
sopan santun dan dapat berinteraksi dan membangun masyarakat agar
kedepan lebih baik.
Penting
untuk menanamkan nilai karakter, tetapi hal ini saja tidaklah cukup,
karena dengan melaksanakan nilai-nilai karakter baik dimulai dari
hal-hal yang sederhana sekalipun tentu akan membentuk kepribadian
unggul bagi tiap-tiap individu. Karakter juga tidak bisa dilepaskan
dari nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Bagaimana setiap individu melaksanakan ibadah sehari-hari,
melakukan kegiatan-kegiatan amal dan aktivitas positif lain yang
berguna bagi sesama. Karakter erat keterkaitan terhadap pengembangan
perilaku diri sendiri yang baik, kasih sayang sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang nantinya terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar