Pages - Menu

Senin, 23 Desember 2013

Pendidikan dalam Globalisasi


Pendidikan dalam Globalisasi
Proses pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas saat ini tidak terlepas dari perkembangan informasi dan teknologi. Setiap pengajar dan pembelajar dituntut untuk mengikuti kemajuan zaman tersebut. Herschock (2007) mengatakan bahwa, “A second characteristics of contemporary globalization processes that has profound effects on education policies and practices in the manner in which these processes accelerate the pace of technological, scientific, social, economic, political, and cultural change.” Neubauer (2007) juga mengatakan bahwa, “Globalization has wrought transformations of similar scale: in how people live, work, communicate and engage with each other and the world, and in how they are educated.” Dengan demikian, berdasarkan pendapat Herschock dan Nuebauer di atas bahwa perkembangan informasi, teknologi secara global dapat membawa perubahan secara dinamis diberbagai bidang terutama dibidang pendidikan.
Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat melakukan dengan apa yang dinamakan “daya saing.” Ini penting, dengan semakin derasnya informasi dan teknologi dalam kehidupan globalisasi seperti sekarang ini, individu harus dapat mengembangkan diri sendiri, komunitas, dan masyarakat luas, hingga ada dampak positif serta memajukan bangsa dan negara. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan di bawah ini:
Globalization has wrought transformation of similar scale: in how people live, work, identify and aggregate, communicate and engage locally, nationally, internationally, globally, and how they are educated. Changes are taking place in the nature of the state itself, in how states interact, and in the roles of supra and non state actors in organizing and affecting human behavior. At the core of contemporary globalization are transformations in how capital flows throughout the globe and is linked to production and consumption, in how energy is harnessed and consumed, in how information and knowledge are created, transmitted and conserved, how labor is employed and deployed, and how value is created, distributed, conserved and destroyed. (Hershock et al, 2007: 29)

Kemudian untuk membangun daya saing bangsa dan kemandirian sains dan teknologi memerlukan peran aktif semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, maupun masyarakat secara umum. Oleh karena itu disinilah pentingnya letak pembentukan karakter bagi peserta didik walaupun memiliki kemampuan bersaing, agar tiap individu khususnya peserta didik untuk tetap beretika, bermoral, sopan santun dan dapat berinteraksi dan membangun masyarakat agar kedepan lebih baik.
Penting untuk menanamkan nilai karakter, tetapi hal ini saja tidaklah cukup, karena dengan melaksanakan nilai-nilai karakter baik dimulai dari hal-hal yang sederhana sekalipun tentu akan membentuk kepribadian unggul bagi tiap-tiap individu. Karakter juga tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana setiap individu melaksanakan ibadah sehari-hari, melakukan kegiatan-kegiatan amal dan aktivitas positif lain yang berguna bagi sesama. Karakter erat keterkaitan terhadap pengembangan perilaku diri sendiri yang baik, kasih sayang sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang nantinya terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar