Pages - Menu

Senin, 30 Desember 2013

Pengertian Ideologi


Pengertian Ideologi

Ideologi muncul di akhir abad ke-19 ketika asal ide-ide menjadi subjek kajian filosofis. Upaya ini dilakukan untuk menemukan saling ketergantungan antar sesama ide manusia dengan proses psikologisnya. Berhubung ideologi menggambarkan ketergantungan akal pada proses-proses material dasar ini, maka pada umumnya dikenal sebagai materialisme psikologis. Sementara orag mengartikan ideologi biasanya tidak lebih dari semacam hubungan mental, suatu teori, suatu pemikiran atau sesuatu yang bersifat intelektual.

Orang yang pertama kali menggunakan istilah ideologi adalah Antoine Destutt, seorang filosof Perancis yang hidup pada masa revolusi Perancis. Secara etimologis, “ideologi” dibentuk dari kata idea dan logos. Idea berarti pemikiran, konsep atau gagasan, sedangkan logos atau logoi berarti pengetahuan. Dengan demikian, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide, tentang keyakinan atau tentang gagasan. Dalam hubungan dengan pengertian ini, maka ideologi bisa berarti ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

A Destult de Tracy (1836) menjelaskan bahwa ideologi berasal dari kata idein yang berarti melihat dan logia yang berarti kata atau ajaran. Pengertian ini untuk menyebut suatu cabang filsafat, yaitu science de idees sebagai ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain, seperti paedagogi, etika, politik. Atas dasar itu, menurutnya, ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan atau buah pikiran.

Sesungguhnya istilah ideologi sendiri bersifat netral, tidak memihak ke mana pun. Ia dapat digunakan oleh siapa saja; apakah oleh kaum kapitalis, nasionalis atau komunis, bahkan oleh yang lainnya. Ideologi pada dasarnya menggambarkan tentang suatu tatanan kehidupan politik yang diyakininya sebagai yang paling ideal disertai dengan cara-cara, program, dan strategi untuk mewujudkan dan memperjuangkannya.


(Tulisan diambil dari buku berjudul Civic Education: Pendidikan Kewarganegaraan Perspektif Islam, tahun 2004 halaman 43-44, penulis Adeng Muchtar Ghazali, M.Ag., penerbit benang merah press)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar