Pendidikan Karakter “Thomas
Lickona”
Perhatian
Lickona terhadap nilai-nilai karakter dan pengembangannya telah
menjadi kajian dalam beberapa tahun terakhir. Lickona berfokus kepada
bagaimana menerapkan nilai-nilai karakter dari hal-hal yang sangat
sederhana yang pada akhirnya akan memberikan dampak yang sangat besar
dimasa yang akan datang bagi setiap individu yang mampu melaksanakan
nilai-nilai karakter itu sendiri dengan baik. Sebagaimana
contoh-contoh sederhana yang dikemukakan oleh Lickona yang memberikan
dampak dan pemahaman yang sangat mendalam mengenai implementasi
nilai-nilai karakter, “We
don't want them to lie, cheat on tests, take what's not theirs, call
names, hit each other, or be cruel to animals; we do want them to
tell the truth, play fair, be polite, respect their parents and
teachers, do their schoolwork, ad be kind to others. (1991:
47). Dapat dijelaskan bahwa, dengan mengutamakan nilai kejujuran,
tentu siswa diminta untuk tidak mencontek saat mengerjakan tugas atau
ujian, tidak mengambil barang yang bukan haknya, memanggil dengan
panggilan yang baik, menyayangi teman, dan memperlakukan hewan dengan
baik. Dengan demikian, jelas bahwa kita menginginkan agar peserta
didik kita berkata jujur (tidak bohong), adil, sopan santun,
menghormati orang tua dan guru, mengerjakan tugas sekolah yang
diberikan oleh guru, dan bersikap baik kepada setiap orang.
Karakter menurut Lickona terbagi
atas beberapa bagian yang tercakup di dalamnya. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Lickona di bawah ini:
Character so conceived has
three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral
behavior. Good character consists of knowing the good, desiring the
good, and doing the good, habits of the mind, habits of the heart,
and habits of action. All three are necessary for leading a moral
life, all three make up moral maturity. When we think about the kind
of character we want for our children, it's clear that we want them
to be able to judge what is right, care deeply about what is right,
and then do what they believe to be right, even in the face of
pressure from without and temptation from within.
(1991: 51)
Berdasarkan
pendapat Lickona di atas dapat dijelaskan bahwa karakter terdiri atas
tiga korelasi antara lain moral
knowing,
moral
feeling,
dan moral
behavior. Karakter
itu sendiri terdiri atas, antara lain: mengetahui hal-hal yang baik,
memiliki keinginan untuk berbuat baik, dan melaksanakan yang baik
tadi berdasarkan atas pemikiran, dan perasaan apakah hal tersebut
baik untuk dilakukan atau tidak, kemudian dikerjakan. Ketiga hal
tersebut dapat memberikan pengarahan atau pengalaman moral hidup yang
baik, dan memberikan kedewasaan dalam bersikap.
0 comments:
Posting Komentar