Selasa, 15 Februari 2011

Kelompok Portofolio (Project Citizen)

  1. Kelompok-Kelompok Portofolio
Johnson (2008: 290) menjelaskan mengenai pengertian portofolio. Berikut definisi portofolio menurut Johnson:
Kemungkinan besar bentuk penilaian autentik yang paling terkenal adalah portofolio. Sebagai bagian intrinsik dari prestasi harian kelas yang dilakukan terus-menerus, portofolio timbul dari konteks kehidupan sehari-hari. Saat melakukan berbagai jenis tugas, para siswa menilai dan mengumpulkan tugas dan selama itu mereka melihat diri mereka sebagai seorang yang kreatif dan memiliki kemampuan. Anak-anak memperoleh kepercayaan diri dan rasa mengemban tugas dengan mengumpulkan dan menilai pekerjaan mereka sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio adalah hasil pekerjaan siswa yang didokumentasikan dengan tujuan untuk membuat siswa lebih kreatif dan mengembangkan kemampuan/potensi diri mereka.

Senada dengan hal di atas Solihatin dan Raharjo (2008: 53) mengemukakan mengenai definisi dari portofolio.
Portofolio, dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik dan suatu proses sosial pedagogis. Dalam wujud benda fisik, portofolio merupakan bundel kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan dalam suatu bundel. Portofolio sebagai suatu proses sosial merupakan kumpulan pengalaman belajar yang terdapat dalam pikiran siswa berupa pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Portofolio sangat bermanfaat untuk melayani siswa secara individual maupun kelompok. Penyekoran untuk portofolio menggunakan catatan kemajuan prestasi siswa yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa, portofolio adalah hasil pekerjaan siswa yang dikumpulkan/didokumentasikan yang berisikan kumpulan pengalaman belajar siswa dan informasi yang telah didapat siswa baik berupa pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap.
Guru dalam membuat penilaian yang akurat dan adil harus bersikap optimal dengan memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja siswa dari sejumlah penilaian yang dilakukan dengan berbagai cara dan strategi. Guru juga harus membuat keputusan yang adil terhadap penguasaan kemampuan siswa dengan mempertimbangkan hasil kerja yang dikumpulkan.
Portofolio adalah tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis yang melukiskan proses berfikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan, yang secara utuh melukiskan “integrated learning experiences” atau pengalaman belajar yang terpadu yang dialami oleh peserta didik sebagai suatu kesatuan. Portofolio terbagi dalam dua bagian yakni portofolio tayangan dan portofolio dokumentasi. Portofolio tayangan berbentuk panel empat muka berlipat secara berurutan menyajikan:
  1. Rangkuman permasalahan yang dikaji.
  2. Berbagai alternatif kebijakan pemecahan masalah.
  3. Usulan kebijakan untuk memecahkan masalah.
  4. Pengembangan rencana kerja/tindakan.
Portofolio dokumentasi dikemas dalam map ordner atau sejenisnya yang disusun secara sistematis mengikuti urutan portofolio tayangan.
Berdasarkan penjelasan di atas, berikut ini akan dijelaskan mengenai kelompok portofolio yang terdiri atas empat kelompok. Keempat bentuk kelompok portofolio tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
  1. Kelompok Portofolio Satu (Menjelaskan Masalah)
Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan permasalahan yang tercantum pada tampilan pertama dalam bagian tayangan dan bagian dokumentasi portofolio kelas. Kelompok ini kemudian mempersiapkan bagian penayangannya dan dokumentasinya. Hasil pekerjaan kelompok portofolio satu untuk seksi penayangan dibuat pada panel pertama, yang harus memuat hal-hal sebagai berkut: rangkuman masalah secara tertulis, menyajikan masalah secara grafis, dan identifikasi sumber informasi
  1. Kelompok Portofolio Dua (Mengkaji Kebijakan Alternatif untuk Menangani Masalah)
Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah dan memberikan penilaian atas kebijakan yang digunakan saat ini atau kebijakan yang sedang/telah disusun untuk menangani masalah yang menjadi kajian kelas. Temuan kelompok akan disajikan pada tampilan kedua bagian tayangan dan bagian dokumentasi portofolio kelas.
Bagian tayangan portofolio pada panel kedua hendaknya mencakup hal-hal berikut: rangkuman tertulis tentang kebijakan alternatif, menyajikan grafis kebijakan alternatif , dan identifikasi sumber informasi
  1. Kelompok Portofolio Tiga (Mengusulkan Kebijakan Alternatif untuk Menangani Masalah)
Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengusulkan kebijakan publik yang dapat digunakan untuk menangani masalah yang menjadi kajian kelas. Kebijakan yang dipilih haruslah merupakan kebijakan yang nantinya dapat disetujui oleh mayoritas anggota kelas. Kebijakan tersebut harus pula menjadi kebijakan yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Format landasan konstitusional dapat digunakan untuk membantu siswa meyakinkan orang lain bahwa kebijakan yang diusulkan tidak bertentangan dengan UUD 1945. Kalau kebijakan alternatif sudah memenuhi persyaratan di atas, maka kelas dapat memilih untuk:
  • Mendukung salah satu kebijakan alternatif yang telah diidentifikasi oleh kelompok portofolio dua,
  • Memodifikasi salah satu kebijakan, atau
  • Mengembangkan kebijakan kelompok sendiri.
Bagian tayangan portofolio pada panel ketiga hendaknya mencakup hal-hal berikut: penjelasan tertulis atas kebijakan yang diusulkan oleh kelas, presentasi grafis kebijakan yang diusulkan, dan identifikasi sumber informasi.
  1. Kelompok Portofolio Empat (Mengembangkan Rencana Kerja)
Kelompok ini bertanggung jawab untuk mengembangkan sebuah rencana kerja. Rencana ini harus mencakup langkah-langkah yang mungkin dapat diambil sebagai cara untuk membuat pemerintah menerima dan melaksanakan kebijakan yang diusulkan. Seluruh anggota kelas harus terlibat dalam mengembangkan rencana kerja ini. Meskipun demikian, tanggung jawab untuk memberikan penjelasan atas rencana kerja beserta bagian dokumentasinya tetap dilaksanakan oleh kelompok empat ini.
Bagian tayangan portofolio pada panel keempat hendaknya mencakup hal-hal berikut: Penjelasan tertulis tentang bagaimana cara kelas mengajak masyarakat baik perorangan maupun kelompok untuk mendukung rencana kerja yang diusulkan, penjelasan tertulis tentang bagaimana cara kelas mendapatkan dukungan dari pemerintah atas kebijakan yang diusulkan, presentasi grafis rencana kerja, dan identifikasi sumber informasi.
Portofolio tayangan dan dokumentasi selanjutnya disajikan dalam suatu simulasi “Public Hearing” atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau dalam suatu acara “Showcase” atau “gelar kemampuan” bersama dalam suatu acara sekolah.
Bila dikehendaki arena “showcase” tersebut dapat pula dijadikan arena “contest” atau kompetisi untuk memilih kelas portofolio terbaik untuk selanjutnya dikirim ke dalam “showcase and contest” antarsekolah dalam lingkungan kabupaten atau kota, atau malah untuk acara tingkat propinsi bahkan nasional. Tujuan semua itu antara lain saling berbagi ide dan pengalaman belajar antar ”young citizens” yang secara psiko-sosial dan sosial-kultural pada gilirannya kelak akan dapat menumbuhkembangkan “ethos” demokrasi dalam konteks “harmony in diversity” atau keserasian dalam keberagaman.
Setelah acara dengar pendapat, guru memfasilitasi kegiatan “refleksi” yang bertujuan untuk secara individual dan bersama-sama merenungkan dan mengendapkan dampak perjalanan panjang proses belajar bagi perkembangan pribadi siswa/peserta didik sebagai warga negara. Kemudian mengajak peserta didik untuk menjawab pertanyaan “What have I learned most and best? (Apa yang telah saya pelajari?)” What should I do as a citizen then?” (Apa yang seyogyanya saya lakukan sebagai warga negara dewasa kelak?).” Demikian pula bagi guru bertanyalah “What have I contributed to the development of ethos of democracy in students as young citizens?” (Apa yang telah saya sumbangkan untuk mengembangkan semangat demokrasi dalam diri peserta didik sebagai warga negara muda?)

1 comments:

Anonim mengatakan...

Informasi